Ketahui Sejarah Atletik Agar Tak Asal Ikut Nimbrung

Jika kita ditanya mengenai festival tertua yang masih diselenggarakan oleh penduduk dunia hingga sampai saat ini, maka jawabannya adalah atletik.

Banyak orang yang tak sadar dan tak tahu jika acara trek dan lapangan ini telah berkembang selama ribuan tahun sejak orang Yunani pertama kali menyelenggarakannya.

Penampilan olahraga paling awal yang tercatat dalam sejarah adalah pada tahun 776 sebelum masehi, ketika satu-satunya acara tersebut berupa lomba lari sepanjang stadion.

Namun siapa sangka ternyata sejarah atletik tersebut kini semakin ramai digandrungi oleh pecinta sport dan berhasil melahirkan banyak cabang lengkap dengan anak cabangnya masing-masing.

Pentingnya Mengenal Sejarah Atletik

Dengan mengetahui sejarah panjangnya tersebut, kita jadi tak cuman ikut nimbrung pada festival yang seringkali diselenggarakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

Pasalnya, setiap kegiatan pasti ada makna dan tujuan yang ingin dicapai.

Aktivitas fisik yang berkembang menjadi olahraga ini memiliki keterkaitan awal dengan sebuah ritual, peperangan, dan hiburan.

Alhasil, kajian sejarah olahraga ini dapat memberikan pelajaran tentang perubahan sosial dan tentang hakikat olahraga itu sendiri, karena sejatinya olahraga nampak terlibat dalam pengembangan keterampilan dasar manusia.

Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa atletik memiliki banyak cabang. Beberapa diantaranya melibatkan gerakan berulang seperti berlari, lompat, lempar, dan jalan kaki.

Jenis kompetisi yang paling umum adalah lintasan dan lapangan, lari di jalan raya, lari lintas alam, dan jalan cepat.

Kualitas Dasar Untuk Mengikuti Atletik

Sebenarnya setiap orang senantiasa menjalani aktivitas atletik setiap harinya, secara sadar maupun tak sadar.

Namun khusus yang ingin ikut perlombaan secara resmi, maka ada kualitas dasar yang wajib dipenuhi.

Kualitas tersebut terdiri dari 5 unsur wajib yang harus dikuasai dan dilatih setiap hari, yakni mobilitas, kecepatan, kekuatan, daya tahan,dan pengkondisian tubuh.

Selain itu, setiap atlet itu dianggap unik, sehingga tak semuanya memilih derajat atau kualitas yang sama.

Maka lahirlah sebuah istilah talenta dan bakat. Namun bukan berarti orang yang berbakat haruslah berleha-leha, karena mereka pun akan dihadapkan dengan orang berbakat lainnya antara satu sama lain.